Desember 2012, tepatnya tanggal 27 aku menemukan sesuatu yang
dapat merubah aku, KAMU.
Muncul dengan cara yang tidak disengaja, dengan cara yang
aneh, namun mengesankan.
Malam itu, dijalan, aku dan kamu bertemu. Saling mendahului,
saling menyalip. Kamu menggoda, sedang aku acuh tak acuh. Sampai pada akhirnya
tiba saatnya saling mengenal. Kamu dan aku.
Lewat Blackberry
Messanger aku dan kamu saling mengenal. Kamu slalu ada untukku. Slalu siap
menemaniku. Hingga saat aku jatuh kepadamu. Kamu membuatku seakan-akan seorang
putri raja yang kemana-mana selalu diantar :)
1 januari 2012, tepatnya (lagi) pukul 00.00 wib, kamu mengubur
semua kenangan2 aku dengannya, dengannya, dan dengannya. Kamu membantu ku untuk
melupakannya. Dan hasilnya pun kamu berhasil untuk itu. Terima kasih aku
ucapkan untukmu.
Aku mengikuti gaya hidupmu.
“ motor “,
ya.
Mengikuti kamu kemana. Dengan teman-temanmu. Aku senang dengan
itu semua. Walaupun itu baru pertama kalinya aku lakukan.
Pertama itu hanya
denganmu (saja)
Keluargamu, IBUmu, AYAHmu, ADIK-adikmu, aku juga senang kenal
dengan mereka. Aku senang berada ditengah-tengah keluargamu. Aku menganggap,
keluargamu itu bagian dari keluargaku.
(teringat)
dengan sebuah bakwan dan ketika hujan........... masih ada dibenakku sampai
sekarang. Ya!
Sangat sulit untuk melupaknnya.
Sedih rasanya, ketika kamu meninggalkanku untuk pergi,
walaupun hanya sesaat. Kamu pergi dengan teman-temanmu, dan dengan hobimu itu. Hobimu
yang suka ‘tour’. Ya, aku masih bisa untuk menahannya.
Sampai suatu saat, kamu marah denganku, marah dengan
tingkahku, aku sedih. Aku sedih saat kamu berubah sikap kepadaku. Mungkin itu
emang bersumber dari kesalahanku. Aku menyesal. Aku marah dengan diriku
sendiri. Dengan tindakan kekonyolanku. Yang membuat kamu berubah terhadapku. Maafkan
aku.
Aku rela sama semuanya, demi kamu.
Aku sayang kamu.
Satu hal yang sampai sekarang, sampai saat ini, bahkan sampai
saat aku menulis tulisan ini, aku tidak bisa untuk lupa.
Maafkan aku, maafkan kesalahanku. Kesalahnku ketika aku
berbuat salah saat aku menurunkanmu. Aku tau, aku memang keterlaluan. Aku memang
kebangetan. Aku minta maaf.
Aku tau kamu marah denganku. Kamu tidak pernah menghubungi aku
(lagi), seperti kamu menghubungi aku ketika pertama kali. (dulu)
Aku buang rasa malu ku. Aku hubungi adikmu untuk sekedar ingin
tahu kabarmu. Tapi... kabar sedih yang aku dapatkan. Kamu udah tidak menganggap
ku sebagai pacar mu lagi. Kamu sudah
memutuskanku. Tanpa kamu berbicara kepadaku. Disitu, aku menangis. Kamu tidak
pernah tau hal ini. Aku menangis. Batinku, hatiku, bahkan ragaku. Tak bisa, tak
kuat, dan tak sanggup. Galau = orang-orang sering menyebutnya.
Selang beberapa minggu, aku berniat untuk melupakanmu. Aku memutuskan
untu mencari gantinya kamu. Aku mendapatkannya.
Yang aku rasakan, tidak bisa seperti denganmu. Dia tidak bisa
membuat aku untuk dapat melupaknnya. Yang ada sebaliknya. Aku semakin ingat
kamu. Semakin kangen kamu.
Gak bisa aku menahannya, aku buat kesalahan dengannya. Aku sengaja.
Sampai dia memutuskanku.
Aku cerita kepada adik perempuanmu, aku cerita aku masih
sayang kamu. Aku tidak bisa berhenti. Tidak bisa melupakanmu, sekalipun aku
udah ada penggantimu.
Adikmu bilang, aku sudah menemukan yang lain. Kamu sudah punya
pacar baru.
Semakin hancur hatiku. Semakin hancur perasaanku. Semakin remuk
hatiku.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk menghubungimu pun aku
tak sanggup. Aku takut. Takut kamu mengacuhkanmu. Takut kamu tidak
memperdulikanku. Takut kamu malah semakin
membenciku. Dan takut membuat hubunganmu yang sekarang menjadi rusak karena
kehadiranku.
17 mei 2012,
Aku masih memikirkanmu. Aku merindukanmu.
Aku buat jendela ini (khusus untukmu).
Aku buka jendela ini.
Aku buat tulisan ini.
Aku tulis tulisan tentang mu. Tentang kamu dan aku.
Bahkan tentang dia yang saat ini bersamamu.
Dia yang mungkin jauh lebih dari aku. Dia yang bisa melakukan,
berbeda denganku, yang tidak bisa melakukan. Tidak bisa apa-apa.
Dia yang pernah membuat masakan untukmu. Dia yang berjanji
untukmu, bahwa kamu akan menjadi yang terakhir untuknya. Begitupun sebaliknya.
Jujur,
Aku sedih melihatnya, aku sedih membacanya. Tapi, apa dayaku. Aku
tetap tersenyum. Satu harapku, semoga kamu bahagia dengannya. Jangan sia-siakan
dia yang saat ini bersamamu. Jangan lakukan kesalahn yang membuat dia sedih. Bahagiakan
dia. :)
Senyum ku untukmu. Untuk Mr.Kebo :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar